Pengamat politik M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, menteri Prabowo yang rajin datang ke Jokowi sebaiknya direshuffle. 

Sebab, meski mengatakan mereka melakukan silaturahmi, tapi frekuensinya lebih dari satu kali. 

“Kalau hanya silaturahmi, tentu tidak sesering itu. Silaturahmi satu tahun sekali tampaknya sudah lebih dari cukup,” ujarnya, dikutip Rabu (15/4/2025).

Apalagi, lanjut Jamiluddin, para Menteri Kabinet Merah Putih memiliki waktu yang relatif terbatas. 

Oleh karena itu, pengamat politik dari Universitas Esa Unggul ini  merasa heran bila ada menteri bisa punya waktu yang lebih dari cukup untuk sering menemui Jokowi di Solo.

“Jadi, kecurigaan terhadap menteri yang sering menemui Jokowi kiranya menjadi wajar. Publik bisa saja beranggapan para menteri itu tidak sekadar silaturahmi, tapi justru membahas masalah pemerintahan,” kata Jamiluddin. 

Jamiluddin pun menilai para menteri yang kerap menemui Jokowi harus di-reshuffle. 

“Para menteri tersebut selayaknya dievaluasi. Prabowo harus berani me-reshuffle menteri yang memiliki nakhoda selain dirinya. Menteri seperti itu selain tak beretika, juga loyalitasnya pasti ganda. Karena itu, pilihannya hanya memecat menteri tersebut,” pungkasnya. 

Belakangan ini, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih ketahuan bergantian datang ke kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah. 

Tercatat Menko Pangan, Zulkifli Hasan; Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia; Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono; dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang terang-terangan datang ke Solo. 

Bahkan Sakti Wahyu Trenggono dan Budi Gunadi Sadikin masih memanggil Jokowi sebagai "bos". 

"Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono kepada media. 

Setelah Trenggono, Budi Gunadi yang bersilaturahmi dengan Jokowi pun turut memanggilnya sebagai bos. 

"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin. Juga (minta) doain supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena saya masih jadi Menteri Kesehatan kan," kata Budi. []