Refly: Arahan Jokowi ke Sespimmen Polri Rusak Tata Negara

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menyayangkan sikap Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada peserta didik Sespimmen Polri di rumah pribadinya.
Menurut Refly, langkah Jokowi yang masih memberi arahan kepada peserta didik Sespimmen bisa menjadi preseden buruk.
Sebab, kata Refly, Sespimmen Polri merupakan program pendidikan bagi perwira menengah dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol) dan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Refly mengatakan, tujuan Sespimmen adalah untuk mencetak calon pemimpin kepolisian dengan kemampuan manajerial tingkat menengah, integritas moral, wawasan kebangsaan, serta kepemimpinan strategis.
"Belum apa-apa mereka sudah tidak bisa membedakan bagaimana bernegara yang betul," kata Refly Harun dikutip dari kanal YouTube-nya, Minggu (20/4/2025).
Refly mengatakan, para peserta Sespimmen adalah calon-calon jenderal yang berpotensi menjadi pemimpin bangsa. Oleh karena itu, pendidikan yang mereka terima harus mencerminkan nilai-nilai ketatanegaraan kuat dan etis.
"Mereka enggak bisa datang ke rumah orang, apalagi orang tersebut sekarang sangat potensial bermasalah secara hukum, kan kacau jadinya," kata Refly menyayangkan tindakan itu.
Refly juga menyinggung bagaimana para menteri dan pejabat negara masih menunjukkan loyalitas kepada Jokowi meskipun masa jabatannya telah usai.
"Dari sisi ketatanegaraan atau etika kenegaraan, kita bisa persoalkan itu. Menteri ke Jokowi itu tidak sopan karena mereka bukan pembantu Jokowi lagi, tetapi pembantu Prabowo. Ini menunjukkan tidak adanya mono loyalitas kepada Prabowo," kata Refly.
Refly meminta Prabowo tidak melakukan pembiaran atas tindakan sejumlah menteri ke rumah Jokowi.
Menurut Refly, fenomena ini bisa merusak sistem ketatanegaraan. Termasuk soal lawatan para Sespimmen Polri baru-baru ini.
"Kalau ini terus dibiarkan, maka tatanan etika dan hukum kita bisa hancur," pungkas Refly Harun. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved