Kesigapan Dasco Tumbuhkan Lagi Kepercayaan Investor

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, mengatakan, pernyataan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dapat menumbuhkan kembali kepercayaan investor di tengah kekhawatiran pasar akibat berbagai isu dalam dan luar negeri.
"Pernyaaan Dasco yang dimaksud yaitu kondisi fiskal Indonesia masih kuat dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tidak mundur dari Kabinet Merah Putih (KMP)," kata Haidar Alwi, Rabu (19/3/2025).
Sebelumnya, pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok lebih dari 5% pada saat Bursa Asia melesat di zona hijau.
Menyikapi kondisi tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah pembekuan sementara untuk mencegah penurunan yang lebih tajam.
"Kesigapan Dasco mendatangi BEI berhasil menyelamatkan IHSG. Terbukti secara perlahan IHSG mulai rebound pada perdagangan sesi II," kata Haidar.
Terlepas dari berbagai spekulasi tentang penyebab anjloknya IHSG, Haidar mengatakan, pentingnya kesigapan dan ketegasan pihak-pihak terkait dalam merespon berbagai isu yang dapat menjadi sentimen negatif.
Misalnya, isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bergulir sejak pekan lalu.
"Harus diakui bahwa Sri Mulyani menjadi salah satu faktor yang memengaruhi arus keluar-masuk modal asing di pasar," kata Haidar.
Sebab menurut Haidar kredibilitas Sri Mulyani di dunia keuangan sudah diakui dunia. Investor asing percaya dengan kinerja mantan Direktur Bank Dunia tersebut.
"Ketika ditanya wartawan tentang rumor mundur, seharusnya Sri Mulyani menjawab dengan tegas. Bukan malah senyam-senyum yang kemudian memicu ketidakpastian dan kekhawatiran. Semoga jadi pelajaran ke depannya," kata Haidar memberikan saran.
Selain itu, Haidar Alwi juga meminta agar Kejaksaan Agung (Kejagung) lebih hati-hati dalam mengklaim kerugian negara dalam penangan korupsi.
Jangan sampai Kejagung overclaim dalam menyatakan potensi kerugian negara suatu kasus korupsi. Terutama kasus-kasus yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Karena di satu sisi kesannya memang "wah" untuk kinerja Kejagung. Tapi di sisi lain juga menggerus kepercayaan publik terhadap BUMN yang berimbas pada anjloknya harga saham di pasar," pungkas Haidar. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved