Presiden ke-7 RI Joko Widodo diingatkan bisa berpotensi  bernasib sama seperti mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Hal tersebut disampaikan pegiat media sosial, dr Tifauzia Tyassumah atau Dokter Tifa melalui akun X pribadinya, dikutip Sabtu (15/3/2025).

Menurut Dokter Tifa, Jokowi mungkin selamat dari hukum di Indonesia, namun hal ini tidak berlaku di hukum International.

“Penangkapan Duterte oleh Mahkamah Internasional ini sebagai peringatan Jokowi agar jangan pecicilan lagi dan sok iye,” tulis Dokter Tifa.

“Selamat di hukum dalam negeri, bisa ngga selamat di hukum internasional. Lihat tuh Duterte digelandang ke Den Haag,” tulisnya menambahkan. 

Ia juga menyinggung status Jokowi yang masuk finalis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Menurut dia, status itu menunjukkan Jokowi sudah masuk pantauan International.

“Ingat! Udah jadi Finalis OCCRP! Artinya apa? Internasional udah monitor,” katanya. 

Ia lalu menekankan, korupsi bagi dunia internasional bukan hanya menggarong duit negara yang bukan haknya, tetapi juga soal HAM.

"Karena uang korupsi adalah uang yang semestinya digunakan untuk memakmurkan rakyat, bukan memakmurkan keluarga dan kroni!.”

Dokter Tifa lalu memberikan saran agar Jokowi memilih untuk istirahat dan berdiam diri di Solo.

“Dah diem aja di Solo. Jangan keluyuran kemana mana lagi. Udahan cosplay jadi presidennya,” kata Dokter Tifa.

“Kita rakyat udah sebel. Ntar kita panggilin ICC loh!,” pungkasnya.

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjalani sidang perdananya di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Jumat (14/3/2025).

Duterte menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan perang berdarah melawan narkoba yang ia galakkan selama masa kepemimpinannya.  

Pria berusia 79 tahun itu dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, khususnya pembunuhan, atas kebijakan kerasnya terhadap pengguna dan pengedar narkoba yang menurut kelompok hak asasi manusia telah menewaskan puluhan ribu orang. []