Jika Apple diproduksi di AS, Harganya Melonjak Tinggi

Presiden AS Donald Trump berulangkali menyampaikan keinginannya agar Apple memproduksi iPhone di dalam negeri.
Namun para analis memperkirakan, jika itu dilakukan, maka harga iPhone akan mengalami lonjakan produksi yang signifikan.
Menurut laporan dari analis Bank of America, secara teknis memang memungkinkan bagi Apple untuk memindahkan proses produksi dan perakitan iPhone ke AS. Akan tetapi, realitanya tidak sesederhana itu.
Menurut analisis bank negara tersebut, perpindahan produksi tersebut diperkirakan akan meningkatkan biaya produksi secara besar-besaran, sekaligus menimbulkan berbagai persoalan logistik yang rumit.
Salah satu hambatan terbesar adalah tingginya biaya tenaga kerja di Amerika Serikat. Dalam sebuah memo kepada klien yang dikutip dari MacRumors pada Senin (14/4/2025), para analis mengungkapkan bahwa biaya produksi iPhone bisa meningkat hingga 25% hanya karena upah pekerja di AS jauh lebih tinggi dibandingkan di negara seperti China atau India.
Meski Apple mampu merekrut tenaga kerja lokal untuk tahap perakitan akhir, tantangan tidak berhenti di situ. Sebagian besar komponen iPhone masih diproduksi di luar negeri, khususnya di China. Artinya, Apple tetap harus mengimpor komponen tersebut dari China ke AS.
Yang menjadi kekhawatiran besar adalah potensi tarif resiprokal terhadap komponen impor. Jika tarif tersebut diterapkan, total biaya produksi iPhone bahkan bisa melonjak hingga 90% atau lebih. Lonjakan ini tentu akan berdampak besar terhadap harga jual iPhone di pasar, yang bisa merugikan konsumen dan menurunkan daya saing Apple secara global.
Analis Bank of America, Wamsi Mohan, menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menekan lonjakan biaya tersebut adalah dengan meminta pengecualian atau keringanan tarif bagi komponen yang diproduksi di luar negeri. Sayangnya, menurut Mohan, hal itu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi dalam situasi perdagangan global yang penuh ketegangan seperti saat ini.
Mohan menyebutkan bahwa kecuali ada kejelasan soal tarif yang lebih stabil dan permanen, kecil kemungkinan Apple akan mengambil langkah drastis dengan memindahkan basis produksinya ke Amerika. Sebaliknya, Apple justru diperkirakan akan memperluas jangkauan rantai pasoknya ke lebih banyak negara, serta meningkatkan kapasitas produksi di wilayah lain seperti India.
Langkah ini dinilai lebih realistis karena tidak hanya membantu Apple menghindari tarif tinggi, tetapi juga memungkinkan diversifikasi rantai pasokan, mengurangi ketergantungan pada China, dan tetap menjaga efisiensi biaya. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved