Hindari Tarif Trump, Apple Angkut 600 Ton iPhone dari India

Apple dikabarkan secara diam-diam mengirimkan sekitar 600 ton iPhone dari India ke Amerika Serikat.
Aksi ini dilakukan menjelang penerapan tarif impor baru oleh pemerintah AS yang bisa berdampak besar pada harga jual iPhone.
Awalnya, publik hanya mengetahui bahwa perusahaan teknologi raksasa asal Cupertino ini menyewa lima pesawat untuk mengangkut iPhone dari India.
Mengutip Reuters, Jumat (11/4/2025), disebutkan bahwa ada enam pesawat kargo yang telah dikerahkan. Masing-masing pesawat membawa beban hingga 100 ton iPhone. Jika dikalkulasikan, total berat mencapai 600 ton atau kira-kira 1,5 juta unit iPhone.
Apple mengambil tindakan cepat setelah diketahui bahwa tarif impor baru terhadap produk dari China akan diberlakukan, meski akhirnya penundaannya diumumkan selama 90 hari, kecuali untuk produk asal China.
Untuk mendukung pengiriman massal ini, Apple meningkatkan kapasitas produksi iPhone di India sebesar 20%. Penambahan ini dilakukan dengan menambah tenaga kerja serta memperpanjang jam operasional pabrik perakitan iPhone milik Foxconn di Chennai, India.
Menariknya, dua sumber dari pabrik Foxconn mengungkapkan bahwa lini produksi tetap berjalan meski hari Minggu, yang biasanya menjadi hari libur, demi mengejar target pengiriman sebelum tenggat tarif diberlakukan.
Strategi ini dilakukan Apple untuk menghindari tarif impor tinggi yang dikenakan oleh pemerintah AS terhadap produk dari China. Seorang sumber dari industri menyebutkan bahwa Apple “mencari celah” agar bisa tetap memasok produk ke pasar AS tanpa terkena beban tambahan biaya.
Tak hanya mempercepat produksi, Apple dikabarkan juga telah melobi otoritas bandara Chennai di Tamil Nadu, dengan tujuan bisa memproses waktu impor dari 30 jam menjadi hanya 6 jam. Jalur percepatan seperti ini sebelumnya juga sering digunakan Apple di bandara-bandara utama di China.
Menurut informasi yang diterima, pengiriman iPhone ini telah dilakukan sejak Maret 2025. Salah satu dari enam pesawat bahkan baru lepas landas minggu ini, tepat sebelum tarif impor dari China seharusnya mulai berlaku.
Berdasarkan data dari Counterpoint Research, sekitar 20% iPhone yang dijual di Amerika Serikat berasal dari India, sedangkan sisanya masih diproduksi di China. Namun, dengan adanya kenaikan tarif dan strategi diversifikasi Apple, angka kontribusi India ini diprediksi akan terus meningkat.
Jika iPhone tetap diproduksi di China dan terkena tarif impor sebesar 54%, harga jualnya bisa melonjak drastis. Menurut Rosenblatt Securities, iPhone 16 Pro Max yang semula dijual seharga USD 1.599 bisa naik menjadi sekitar USD 2.300. Ini tentu akan memengaruhi daya beli konsumen, serta bisa berdampak pada penjualan Apple di pasar AS.
Apple menjual lebih dari 220 juta unit iPhone setiap tahunnya secara global. Jika Trump memberlakukan tarif baru hingga 125%, maka itu bisa menjadi pukulan telak buat Apple dan perusahaan teknologi lainnya. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved