DPR Setujui Penjurusan di SMA Tapi Perlu Lihat Bakat

Komisi X DPR RI menyetujui rencana penjurusan IPA/IPS/Bahasa di SMA. Penjurusan untuk anak SMA dimulai di kelas 11, di mana pada kelas 10 siswa akan dianalisis lebih dulu minat dan bakatnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengatakan, Komisi X DPR RI mengusulkan setelah melihat data-data empiris, kemudian kajian yang dilakukan oleh Kemendikdasmen.
"Kami Komisi X menyetujui penjurusan itu. Tapi lagi-lagi, itu akan resmi juga diumumkan pada 2 Mei 2025," kata Lalu Hadrian Irfani usai rapat tertutup dengan Mendikdasmen Abdul Mu'ti, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Hadrian menjelaskan, penjurusan nantinya akan merata dan tidak ada pembandingan mana yang lebih baik antara IPA atau IPS.
"Ya nanti kan penjurusan ini tidak akan memunculkan stigma dari yang sudah-sudah. Kalau dulu anak IPA merasa lebih hebat dibanding anak IPS, ya kan begitu. Nah, penjurusan yang sekarang ini akan dimulai di kelas 11, kelas 10-nya akan dilakukan asesmen bakat dan minat," kata Hadrian yang politisi PKB ini.
Menurut Hadrian, siswa kelas 10 akan dites bakat dan minatnya dulu. Misal ini si A cocoknya di IPA atau IPS atau Bahasa.
"Nah itu, jadi tidak hanya melihat nilai akademik. Jadi asesmen bakat dan minat plus nilai akademik," kata Hadrian.
Menurut Hadrian, jadwal jam mengajar bagi guru juga akan bertambah. Siswa IPA bisa mengambil 2 mata pelajaran IPS, demikian sebaliknya juga berlaku bagi jurusan IPS dan Bahasa.
"Kemudian di samping itu juga anak IPA boleh mengambil dua mata pelajaran IPS. Anak IPS boleh mengambil dua mata pelajaran IPA, begitu juga Bahasa. Nah, jadi semua sudah dikaji dan ini merupakan kombinasi dari kurikulum merdeka dan yang sekarang," jelas Hadrian.
Hadrian mengatakan, pemaparan yang dilakukan oleh Kemendikdasmen kepada Komisi X DPR sangat lengkap. Di mana berdasarkan data survei, 80% publik menginginkan adanya sistem penjurusan kembali.
"Ya sudah dibahas dan kajian dari Kemendikdasmen sangat rigid sekali, evaluasinya ada. Dan setelah disurvei ternyata 80 persen menginginkan untuk kembali ke penjurusan. Nah, sebenarnya walaupun penjurusan ini kemarin dihapus, tapi nyatanya di lapangan kebanyakan sekolah-sekolah kita tetap menggunakan penjurusan ini," pungkas Hadrian.[]
© Copyright 2025, All Rights Reserved