Ray Rangkuti: Soal Etika, Jokowi Beda dari SBY dan Megawati

Pendiri Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, mengatakan, dalam menjaga etika kepemimpinan, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sangat berbeda dibandingkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Ray Rangkuti menyebut hal ini terbukti dengan tindakan Jokowi yang sudah tidak menjabat Presiden tapi justru masih intensif bertemu dengan perangkat negara.
Setelah mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto, Jokowi mengumpulkan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke- 65 di kediamannya, Solo, pada 17 April 2025.
“Lemahnya kesadaran etik dalam kultur politik Pak Jokowi. Cara pandangnya demokrasi sebatas seperangkat aturan membuat tak terlihat batas patut dan tak patut dalam langkah politiknya,” kata Ray Rangkuti, Rabu (23/4/2025).
Menurut Ray, jika Jokowi menjaga jarak etik, maka pertemuan-pertemuan dengan perangkat kekuasaan itu dapat diminimalisir.
“Nampaknya ada hubungan istimewa antara Pak Jokowi dengan institusi kepolisian RI. Hubungan ini membuat kedekatan Pak Jokowi dengan kepolisian RI seperti tak terpisahkan. Kunjungan ini adalah salah satunya,” kata Ray Rangkuti.
Pertanyaannya, kata pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, mengapa hanya mantan Presiden Jokowi yang dikunjungi oleh peserta Sespimmen Polri.
Ray menilai Jokowi seperti tidak mau mencontoh para presiden terdahulu, ketika sudah tak lagi berkuasa justru menjaga jarak dengan kekuasaan. Termasuk untuk bertemu dengan perangkat kekuasaan, seperti Sespimmen Polri.
“Bukankah mantan presiden bukan hanya Pak Jokowi. Tetapi juga Ibu Mega dan Pak SBY. Hingga hari ini, belum terlihat ada kunjungan mereka kepada dua mantan presiden ini,” pungkas Ray. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved