Dolar AS Nyungsep Gegara Ketidakpastian Tarif Dagang

Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) anjlok setelah mencapai level tertinggi, indeks Dolar AS (DXY) berbalik arah dan berada di sekitar 99,41, atau turun 0,37%, pada penutupan perdagangan Kamis (24/4/2025) atau Jumat (25/4/2025) dini hari WIB.
Anjloknya dolar dipengaruhi data ekonomi yang beragam dan sinyal Federal Reserve (The Fed) yang dovish.
Sebelumnya, sejumlah aset Amerika Serikat, termasuk Dolar AS sempat menguat, yang didorong oleh melunaknya sikap Presiden AS Donald Trump terhadap China.
Namun, penguatan Dolar berakhir pada Kamis. Hal ini terjadi setelah China menyatakan tidak ada negosiasi yang dilakukan mengenai ekonomi dan perdagangan, dan mendesak Amerika Serikat untuk mencabut semua tindakan tarif sepihak jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah.
Menurut analis, perseteruan dagang antara AS-China berdampak pada pasar. Selalu ada jurang lebar antara AS dan China.
Saat ini Dolar AS anjlok terhadap Yen. Turun 0,54% menjadi 142,700, tetapi masih di atas 140 yang ditembus pekan lalu.
Franc Swiss, yang berada pada posisi terkuatnya terhadap Dolar dalam lebih dari satu dekade sebagai akibat dari arus masuk safe haven yang besar bulan April ini, melesat, menyebabkan greenback melorot 0,33% menjadi 0,82795 Franc.
Kemudian mata uang Inggris Poundsterling menguat 0,55% menjadi 1,3325 Dolar AS.
Menteri Keuangan (Menkeu) Inggris, Rachel Reeves, mengatakan, dia yakin Pemerintah Inggris dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.[]
© Copyright 2025, All Rights Reserved