Trump Tunda Kebijakan, Pasar Saham Bergembira

Presiden AS Donald Trump memberikan penangguhan 90 hari terhadap kebijakan tarif yang awalnya akan diberlakukan mulai 9 April 2025.
Pengumuman Trump tersebut menciptakan kelegaan bagi pasar yang sebelumnya gonjang-ganjing. Pasar saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street mencatat lonjakan yang signifikan.
Dikutip dari Reuters, S&P 500 melonjak 9,5 persen, menjadi kenaikan harian terbesar sejak 2008, pada penutupan perdagangan Rabu (9/4/2025) waktu setempat.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 2.962,86 poin, atau 7,87 persen, menjadi 40.608,45. Semua emiten penghuni indeks saham tersebut berakhir di zona hijau.
S&P 500 melonjak 474,13 poin, atau 9,52 persen, menjadi 5.456,90. Nasdaq Composite Index menguat 1.857,06 poin, atau 12,16 persen, menjadi 17.124,97.
Indeks Russell 2000 berkapitalisasi kecil melejit 8,66 persen atau 152,45 poin menjadi 1.913,16, lonjakan satu hari terbesar sejak Maret 2020.
Trump memberi jeda 90 hari ke semua negara yang terkena kebijakan tarif baru, tetapi justru menaikkan pungutan atas impor China menjadi 125 persen yang akan berlaku segera. Hal ini karena Trump menilai China berani melawan AS dengan pungutan 84 persen, dari semula 34 persen.
Jeda tarif baru Trump disambut ceria oleh pedagang, meskipun analis mengatakan bahwa jeda atau penundaan justru melahirkan ketidakpastian.
"Apakah penangguhan itu ide yang bagus? Secara pribadi, saya tidak menganggapnya ide yang bagus: jeda 90 hari hanya menciptakan lebih banyak ketidakpastian selama 90 hari," kata Amarjit Sahota, Direktur Eksekutif Klarity FX di San Francisco seperti disampaikan Reuters.
Trader memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membeli saham-saham yang terpukul keras.
Sejak Trump mengumumkan tarif yang lebih tinggi pada 2 April, saham Wall Street jatuh lebih dari 12 persen.
Saham raksasa teknologi memberikan dorongan terbesar, dengan Nvidia melesat 18,7 persen dan Apple naik 15,3 persen.
Indeks Otomotif S&P 500 juga melonjak 20,95 persen, sejauh ini kenaikan harian terbesarnya yang pernah tercatat.
Saham Delta Air Lines meroket 23,4 persen setelah maskapai itu mengalahkan ekspektasi laba kuartal pertama. Namun, perusahaan itu menarik perkiraan keuangan 2025 dan memproyeksikan laba kuartal berjalan di bawah ekspektasi.
Jumlah saham yang naik melebihi saham yang turun dengan rasio 6,4 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 30 saham tertinggi baru dan 1.187 saham terendah baru. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved