Pemimpin Dunia Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik, meninggal dunia pada Senin lalu (21/4/2025) di usia 88 tahun akibat stroke. Para pemimpin dunia berkumpul hari ini, Sabtu (26/4/2025), di Vatikan untuk prosesi pemakamannya.
Kepergian Paus akan menandai dimulainya periode transisi penting bagi 1,4 miliar umat Katolik. Prosesi pemakaman yang yang diwarnai ritual kuno, prosesi agung, dan masa berkabung akan menjadi saksi sejarah mengantarkan Paus Fransiskus ke pemakamannya.
Selama tiga hari terakhir, sekitar 250.000 orang telah melewati peti mati Paus yang disemayamkan di hadapan altar Basilika Santo Petrus yang megah dan berdiri sejak abad ke-16. Peti tersebut akan dibawa keluar melalui pintu utama untuk Misa Pemakaman yang dijadwalkan mulai pukul 10 pagi waktu setempat (15.00 WIB).
Para pemimpin dunia dari berbagai kerajaan, presiden, perdana menteri, tokoh dunia, juga ribuan umat Katolik dari seluruh dunia akan memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus pada hari ini, Sabtu (27/4/2025) dalam Misa Pemakaman di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Di antara para tamu kehormatan yang hadir lebih dari 150 negara adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Argentina, Prancis, Gabon, Jerman, Italia, Filipina, Polandia, dan Ukraina, serta perdana menteri Inggris dan Selandia Baru, bersama sejumlah anggota keluarga kerajaan Eropa.
Vatikan memperkirakan sekitar 250.000 orang akan memenuhi lapangan berbatu besar di depan basilika untuk mengikuti upacara yang akan dipimpin Kardinal Giovanni Battista Re, prelatus Italia berusia 91 tahun.
Selama 12 tahun masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal berjuang mengubah wajah Gereja Katolik, membela kaum miskin dan termarjinalkan, serta menyerukan negara-negara kaya untuk membantu migran dan melawan perubahan iklim.
Langkah reformasi Fransiskus mendapat pujian, sekaligus perlawanan. Berulangkali Paus Fransiskus mengeluarkan seruannya untuk mengakhiri perang, kesenjangan, dan kapitalisme yang merugikan. Bahkan Paus juga mengecam agresi Israel terhadap Palestina.
Paus Fransiskus memang reformis. Bahkan ia menolak praktik pemakaman dengan tiga peti berlapis (kayu cemara, timah, dan kayu ek). Paus lebih memilih satu peti kayu berlapis seng yang telah disegel semalam.
Berbeda dengan para Paus sebelumnya yang dimakamkan di Vatikan, Paus Fransiskus juga memilih dimakamkan di luar Vatikan, tepatnya di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Basilika Santo Petrus. Durasi upacara pemakaman hanya 90 menit, sementara pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada 2005 berlangsung lebih dari tiga jam.
Paus Fransiskus juga meminta agar di atas makamnya hanya tertulis "Franciscus" nama Latinnya dengan salib sederhana menghiasi batu marmer. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved