Elon Musk Masuk Pemerintah Trump, Penjualan Tesla Anjlok

Bisnis kendaraan listrik milik Elon Musk, Tesla, anjlok gegara keputusan Elon Musk bergabung ke dalam Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sikap politik Elon Musk yang kerap kontroversial memicu gelombang protes hingga aksi vandalisme terhadap produk Tesla.
Penjualan mobil listrik Tesla di Eropa, China, hingga Australia terus merosot cukup signifikan.
Data awal dari Asosiasi Mobil Penumpang China mengungkapkan, Tesla menjual 30.688 kendaraan pada Februari 2025, namun angka ini merosot 49,16% dalam periode satu tahun lalu yang mencatat penjualan 60.365 unit.
Beberapa faktor yang memicu penurunan Tesla di antaranya adalah sikap kontroversial Elon Musk dalam politik AS.
Akibat pernyataan-pernyataan kontroversial Musk, memicu banyak protes dari publik, pembakaran fasilitas charging milik Tesla, hingga vandalisme terhadap mobil merek Tesla pun tidak bisa dicegah.
Elon Musk tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya atas penurunan usahanya itu saat diwawancarai Fox Business, Kamis (13/3/2025).
Bahkan Elon Musk terlihat hampir menangis saat ditanya bagaimana dia mengelola bisnisnya dan di sisi lain iku berperan serta di pemerintah Donald Trump.
"Dengan susah payah," ucap Elon Musk dengan nada bicara lirih.
Musk mengklaim keikutsertaannya di Pemerintahan Trump untuk perbaikan negara AS. "Saya hanya di sini, mencoba membuat pemerintah lebih efisien, menghilangkan pemborosan dan penipuan dan sejauh ini kami membuat kemajuan yang baik," kata Musk.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump menunjuk CEO Tesla, Elon Musk, untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency (DOGE).
Seiring berjalannya waktu, penunjukkan itu berdampak terhadap penjualan Tesla yang merosot parah di daratan Eropa, China, dan Australia. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved