Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengecam tindakan penistaan agama melalui media sosial youtube yang telah membuat perasaan marah masyarakat muslim dan mendorong terjadinya peristiwa penyerangan terhadap Konsulat Amerika Serikat di Bengazhi, Libya, serta menewaskan Diplomat AS yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan film tersebut.
Sikap Presiden itu disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, kepada pers, di Jakarta, Kamis (13/09).
"Ini kita sesalkan karena kemudian ada dua hal yang berbeda, pertama penistaan agama, yang kedua akibat yang ditimbulkannya terhadap staf diplomat di negara tersebut," katanya.
Di sisi lain, menurut dia, berdasarkan Konvensi Jenewa kewajiban suatu negara adalah menlidungi para diplomat yang tengah bekerja di negara tersebut.
Teuku menambahkan, Presiden mengecam berbagai tindakan yang melakukan penistaan terhadap agama apapun melalui media apapun karena implikasinya bisa menyulut perasaan marah di masyarakat dan menimbulkan antagonisme antar kelompok di masyarakat.
Seperti diketahui, Film "Innocence of Muslim", yang menggambarkan Muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan, yang diunggah ke media sosial telah membuat amarah masyarakat Islam di Timur Tengah. Film tersebut dinilai telah menista Muhammad Rasulullah SAW.
Film tersebut telah mendorong protes besar di kedutaan besar AS di Kairo, Mesir. Pendemo menurunkan bendera As di Kedutaan itu dan menggantinya dengan bendera hitam berlafazkan "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah."
Sementara di Bengazhi, protes masyarakat menjadi anarkis dan brutal. Massa bersenjata menyerang gedung konsulat dengan roket dan granat. Dalam serangan Selasa malam (11/09), Duta Besar AS John Christopher Stevens tewas bersama 3 warga AS lainnya. Protes masyarakat juga merebak di Yaman, Bahrain, Nigeria dan sejumlah negara lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved