Produk hortikultura Indonesia sebenarnya sangat beragam jenisnya, ada 323 komoditas. Beragam jenis produk ini ini bisa menjadi salah satu modal bagi Indonesia untuk bersaing, baik di pasar domestik maupun global. Tapi, semua itu juga perlu ditunjang dengan peningkatan daya saing dan pencitraan produk yang baik. Hingga saat ini, produk holtikultura belum menjadi bagian utama pada sistem pertanian Indonesia.
Produk hortikultura Indonesia sebenarnya sangat beragam jenisnya, ada 323 komoditas. Beragam jenis produk ini ini bisa menjadi salah satu modal bagi Indonesia untuk bersaing, baik di pasar domestik maupun global. Tapi, semua itu juga perlu ditunjang dengan peningkatan daya saing dan pencitraan produk yang baik. Hingga saat ini, produk holtikultura belum menjadi bagian utama pada sistem pertanian Indonesia.
Begitulah kata kepada Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim kepada politikindonesia.com, usai menjadi pembicara pada Seminar Horti Asia bertema Meningkatkan Daya Saing Industri Hortikultura di Jakarta, Kamis (13/09).
Menurut Ibrahim, banyaknya komoditas holtikultura yang ada di Indonesia tapi tidak didukung dengan anggaran yang memadai. Pemerintah hanya menyediakan anggaran sebesar Rp2 miliar per tahun untuk mengembangkan semua komoditas yang ada. "Karena anggarannya tidak memadai untuk mengembangkan komoditas yang ada, jadi kami hanya mengembangan beberapa komoditas yang akan diunggulkan. komoditas apa yg akan unggulkan," ungkapnya.
Dijelaskan, produksi komoditas hortikultura Indonesia dari tahun 2007 hingga 2011 menunjukkan tren yang positif. Produksi buah 17,1 juta ton juta meningkat menjadi 18,3 ton. Untuk produksi sayuran dari 9,4 juta ton naik menjadi 10,8 juta ton. Begitu pula dengan komoditas bunga meningkat dari 179,3 juta tangkai menjadi 486,8 juta tangkai pada tahun 2011. Sementara itu, tanaman obat 474,9 kilogram menjadi 398,4 kilogram.
"Untuk buah yang menjadi komoditas unggulan daerah dan nasional adalah manggis, salak, mangga, pepaya, nenas, pisang, salak, semangka, melon, belimbing dan alpukat. Sedangkan sayuran ada kentang, sayuran daun, cabai, jamur bawang merah dan bawang putih. Untuk tanaman obat ada jahe dan temulawak," ujarnya.
Peningkatan produksi tersebut, lanjutnya, terjadi karena Indonesia mampu memproduksi beberapa komoditas holtikultura, seperti apel, anggur dan kentang yang bisa diproduksi sepanjang tahun. Sehingga produk ini sangat mudah dikembangkan. Selain itu, peningkatan produksi juga terjadi karena mengimbangi peningkatan kebutuhan akibat dari terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia.
“Indonesia pun bisa menjadi pasar potensial bagi produk holtikultura sehingga berpeluang juga membuka lapangan pekerjaan dan meningkatan pendapatan perkapita kelas menengah dan yang sedang tumbuh," paparnya.
Sementara itu, mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih menambahkan, produk hortikultura adalah tanaman untuk pasar yang sangat mudah dikembangkan dan dipasarkan di Indonesia. Karena lahan dan iklim Indonesia yang cocok untuk produk ini sehingga menghasilkan aneka produk holtikultura sepanjang tahun.
“Untuk meningkatkan produk seharusnya melakukan pendekatannya dengan argibisnis yang dilakukan oleh para pengusaha Indonesia. Karena yang membawa produk hortikula hingga ke luar negeri adalah para pengusaha. Jadi kita harus banyak membutuh pengusaha. Kalau hasil hortikultura banyak dan bagus tanpa ada pengusaha, produk tersebut tidak akan dikenal hingga ke dunia. Jadi pengusaha yang menjadi motor untuk melobi pemerintah mengembangkan produk tersebut," ucapnya.
Menurutnya, Indonesia juga harus mempersiapkan daya, jika mau bersaing dengan negara asia. Misalnya dengan memperbanyak pengusahanya. Namun, sebaiknya sebelum bersaing dengan negara-negara di Asia, produk hortikultura Indonesia harus terlebih dolo mampu mengisi pasar lokal. Kemudian boleh melalukan ekpor.
“Jangan hanya buah, sayur dan bunga impor saja yang dikonsumsi dan dikenal masyarakat Indonesia. Sementara produknya kita sendiri malah dikirim ke luar. Karena produk holti tersebut bisa menjanjikan di negaranya kita sendiri. Asalkan, pemasarannya dilakukan dengan baik. Kalau perlu kita belajar tekniknya dari luar negari. Sehingga kita bisa mengembangkan pembibitannya," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu dibangun pola kemitraan untuk lebih mengembangkan sekaligus memasyarakatkan komoditas hortikultura Indonesia. Di antaranya perlu adanya pembenahan tata niaga dan pola pemasaran yang tepat. Karena pengembangan komoditas hortikultura juga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan perubahan selera konsumen, baik di dalam maupun luar negeri. "Untuk itu semua, diperlukan kemampuan mengantisipasi trend ke depan. Sehingga menjalin kemitraan antara petani, lembaga pemasaran dan pengusaha merupakan hal yang penting," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved