Erupsi berupa letusan freatik yang terjadi tiga hari yang lalu, telah meninggalkan lubang di kawah Gunung Agung. Lubang tersebut berdiameter sekitar 50 meter.
Lubang tersebut ditemukan saat pemantauan terakhir oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM. Sebelumnya, hanya terdapat rekahan kecil di sisi timur gunung yang berada di Karangasem, Bali tersebut.
“Lubang itu sudah nyata ada, mungkin diameternya 50 meteran, terbentuk akibat letusan kemarin,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika di Kantor BPBD Provinsi Bali, Jumat (24/11).
Lubang tersebut menjadi tanda bekas letusan yang membobol sumbatan material pasir dan batu yang terbenam selama 54 tahun di Gunung Agung.
Semenjak ditetapkan status Awas (level IV), dan kemudian diturunkan menjadi Siaga (level III), hingga saat ini letusan freatik yang mengeluarkan material abu vulkanik beberapa waktu lalu merupakan letusan paling kuat. Lubang ini juga tanda perubahan formasi gunung yang paling terlihat.
“Artinya, seama krisis gunung api ini, dari September hingga November, itulah visual di permukaan yang paling besar,” tambahnya.
Ia mengatakan, lubang di tengah kawah harus diwaspadai jika terdeteksi gempa tektonik berkekuatan tinggi. Lava dan lahar dapat keluar dengan cepat, lantaran adanya lubang yang menjadi jalur lewatnya meterial di kawah Gunung Agung. “Kita takutnya itu ada guncangan letusan yang lebih besar lagi,” ujar Gede.
Saat ini status Gunung Agung masih berada pada level III (Siaga). Warga, wisatawan, maupun pendaki dilarang beraktivitas pada radius bahaya 6 km dengan sektoral 7,5 km.
© Copyright 2024, All Rights Reserved