Sabtu pagi ini (WIB) atau Jumat (28/09) waktu New York harga minyak mentah dunia naik tipis. Kenaikan ini terjadi karena kekhawatiran atas ketegangan Timur Tengah memicu kecemasan tentang pasokan dari wilayah kaya minyak itu.
Harga minyak mentah light sweet pada perdagangan kontrak utama New York untuk pengiriman November, naik 34% dari posisi Kamis dalam perdagangan berombak, menjadi ditutup pada US$92,19 per barel.
Sementara di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November harganya menetap di US$112,39 per barel, naik 38 sen, setelah menghabiskan sebagian dari sesi dalam posisi negatif.
Matt Smith dari Summit Energy menjelaskan, harga minyak yang telah melonjak tajam pada Kamis, masih didukung karena ketergantungan dari retorika geopolitik kemarin dan pekan ini dari Majelis Umum PBB, khususnya dengan komentar Perdana Menteri Israel Benjamin kemarin.
Selama pidatonya di hadapan PBB, Netanyahu menyerukan garis merah yang jelas, untuk menghentikan Iran mendapatkan sebuah bom nuklir. Netanyahu menggunakan spidol merah untuk menarik garis melalui sebuah diagram kartun dari sebuah bom untuk menggambarkan apa batas masyarakat internasional untuk program pengayaan nuklir Iran.
Menurut Netanyahu, Iran memiliki 70% uranium yang diperlukan untuk bom dan memperingatkan bahwa pada kecepatan saat pengayaan, Republik Islam bisa memiliki hampir semua bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah bom pertama pada musim panas mendatang.
“Kenaikan harga tersebut dibatasi oleh kekhawatiran baru utang publik zona euro setelah Spanyol, perekonomian terbesar keempat di kawasan ini, tampak menetapkan untuk mencari dana talangan dan data ekonomi di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia, lemah,” kata Smith.
Sementara, Phillip Futures dalam sembuah komentar pasarnya menyebutkan, ketegangan antara Iran dan Barat memperkuat kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved