Aparat TNI – Polri dibantu warga setempat masih melakukan pencarian terhadap 5 orang nelayan asal Merauke yang hilang di Perairan Muara Kali Torasi, perbatasan Papua New Guinea (PNG). Mereka diduga tenggelam setelah perahu motor mereka dibakar tentara Papua New Guinea (PNG) dan dipaksa berenang kembali ke wilayah Indonesia.
Kepada pers, Kepala Bidang Humas, Polda Papua, Kombes Sulistio Pudjo mengatakan, pembakaran perahu motor yang ditumpangi 10 orang nelayan asal Merauke, Papua, terjadi pada Kamis (06/02) lalu, pukul 10.00 WIT. Insiden tersebut berawal ketika perahu motor itu kedapatan memasuki wilayah perairan PNG oleh tentara PNG yang sedang melakukan patroli. 24 orang tentara PNG bersenjata lengkap, menggunakan 3 buah speed boat kemudian mengejar speed boat nelayan Indonesia.
“Ketika speed boat nelayan kandas di delta muara Kali Torasi, tentara PNG kemudian menurunkan para nelayan lalu, membakar speed boat mereka,” ujar Pudjo kepada pers, Minggu (09/02).
Peristiwa ini diketahui pada pukul 20.00 WIT, setelah 5 dari 10 orang nelayan yang diusir tersebut berhasil berenang sejauh 8 kilometer dan melapor ke Pos Pengamanan Perbatasan TNI-AL Kali Torasi.
“Upaya pencarian yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri dan rekan-rekannya sesama nelayan hingga kini belum membuahkan hasil,” kata Pudjo lagi.
Para nelayan yang selamat, yakni Yakobus Mahuze, 28, Antonius Basik Basik, 26, Silvester Basik Basik, 27, Marselinus Maya Gebze, 17, dan Andreas Mahuze, 26. Mereka bahkan ikut dengan tim SAR utnuk mencari kelima rekannya yang masih hilang.
Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana mengakui, keikutsertaan kelima nelayan yang berhasil tiba dengan selamat di pos TNI-AL di Torasi bergabung dengan tim SAR. “Mereka ingin ikut mencari kelima rekannya dan karena kondisi mereka (nelayan) bagus makanya diperbolehkan,” ujar dia.
Kelima nelayan yang belum diketahui nasibnya itu adalah Alexander Coa, Ferdinando Coa, Roby Rahail, Joni Kaize dan Zulfikar Saleh.
© Copyright 2024, All Rights Reserved