Pasca ‘serangan’ yang dilakukan anggota politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) keduanya kembali bertemu di Gedung MK, Senin (30/05). Kali ini, dalam pertemuan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan pemimpin MK. Kali ini, Ruhut tak lagi menyerang Mahfud.
Pasca ‘serangan’ yang dilakukan anggota politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) keduanya kembali bertemu di Gedung MK, Senin (30/05). Kali ini, dalam pertemuan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan pemimpin MK. Kali ini, Ruhut tak lagi menyerang Mahfud.
Dalam pertemuan itu, Ruhut mengapresiasi sikap Mahfud yang menahan diri atas perseteruan mereka berdua. “Sahabat saya, Bapak Mahfud, kita sudah sepakat untuk Bapak menahan diri. Saya menahan diri, saya banyak tugas di DPR, karena saya datang tidak clear. Kemarin perseturuan kita mengalir seperti air," ujar Ruhut.
Ruhut sendiri mengungkapkan bahwa dirinya mendukung langkah Mahfud dalam membeberkan dugaan pemberitan uang terhadap Sekjen MK. "Saya dukung yang Bapak laporkan. Tolong ceritakan semua. Saya kaget bukan hanya Nazaruddin, tapi juga Andi Nurpati," ujarnya.
Ruhut berpendapat, karena ini sudah masuk ke dalam ranah pidana sehingga tidak selayaknya mengatakan Mahfud mengungkapkan nama itu di hadapan publik. "Saya tak ingin menggurui Bapak, tapi ini sudah masuk ranah pidana. Keberatan saya kemarin kenapa tidak ditindaklanjuti?" lanjutnya.
Menanggapi pernyatan tersebut, Mahfud langsung membantah. Ia mengatakan tidak pernah menyebutkan nama seseorang. "Saya enggak pernah menyebut nama Andi Nurpati atau Nazaruddin. Tapi ternyata semua mengaitkan ke sana," ujar Mahfud sama.
Mahfud menerangkan, apa yang dilakukannya itu tidak ada tendensi tersembunyi. “Saya tidak pernah ingin menjatuhkan atau menjelekkan seseorang,” pungkas Mahfud.
© Copyright 2024, All Rights Reserved