Produsen otomotif Jepang Honda, Mazda dan Nissan untuk sementara menghentikan produksi mobil di Cina akibat protes anti-Jepang terkait sengketa teritorial antara Tokyo dan Beijing beberapa pekan terakhir. Hal yang sama juga dilakukan Nissan Motor Co, pada Senin (17/09) kemarin.
Juru Bicara Honda Natsuno Asanuma mengatakan perusahaan menangguhkan produksi di dua pabrik di Cina selatan, Guangzhou dan Wuhan, pada Selasa dan Rabu.
Honda memiliki empat pabrik yang dijalankan bersama-sama dengan mitra Cina. Pabrik-pabrik itu memiliki kapasitas produksi sebesar 820.000 unit pertahun.
"Kami memutuskan untuk menghentikan produksi selama dua hari, menyusul suhu ketegangan yang meningkat antara Cina dan Jepang. Dealer kami tidak akan menerima alokasi mobil saat ini," kata Asnuma yang merujuk pada serangan pengunjuk rasa ke beberapa toko selama akhir pekan.
Juru Bicara Mazda Natsuno mengatakan, Mazda akan menghentikan produksi di pabrik perakitan, Nanjing pada Senin, menyusul memanasnya protes anti-Jepang di negara tersebut.
Sebelumnya, Mazda mengoperasikan pabrik perakitan itu bersama dengan Chongqing Changan Automobile Co dan Ford Motor Co. Namun kini pabrik akan ditutup selama empat hari mulai Selasa.
Sedangkan, Nissan menghentikan produksi di dua pabrik di Cina selatan, Guangzhou dan Zhengzhou, pada Senin dan Selasa. Nissan menghentikan produksi di kota-kota yang menjadi basis protes.
Namun Toyota Motor Corp menyatakan kantor dan pabrik-pabrik mereka di Cina beroperasi seperti biasa meskipun menyusul penyerangan demonstran terhadap bisnis Jepang.
“Toyota masih memeriksa dealer yang terkena dampak tersebut dan perusahaan belum memerintahkan karyawan Jepang untuk pulang kampung ke Jepang,” kata Juru Bicara Toyota Joichi Tachikawa.
Menurut asosiasi dealer Cina, protes kekerasan anti-Jepang yang meletus di China selama akhir pekan dapat menyebabkan kerugian besar terhadap produsen mobil Jepang di pasar otomotif terbesar di dunia daripada bencana alam tahun lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Cina Automobile Dealers Association Luo Lei mengatakan, saat ini banyak dealer mobil di Cina yang tutup lantaran menjual mobil Jepang, menyusul pengrusakan dan serangan ke beberapa dealer.
"Mereka memboikot barang-barang Jepang, karena sebagian besar warga Cina tidak akan berani membeli mobil Jepang lantaran masalah keamanan," ungkap Lou.
Menurut Lou, dampak dari bencana alam dapat diperbaiki dengan cepat. Sementara kasus ini membutuhkan upaya dan waktu lebih lama untuk menghilangkan sentimen terhadap mobil Jepang. "Saya telah bekerja di asosiasi selama sepuluh tahun dan masalah ini menciptakan kerugian paling buruk selama ini."
© Copyright 2024, All Rights Reserved