Pencapaian Imuniasi pada anank di Indonesia masih belum merata. Saat ini Indonesia masih menempati peringkat ketiga dunia. Masih ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia yang belum mendapat imunisasi.
Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Hashta Meyta, mengatakan sebenarnya untuk mencegah penyakit pada bayi secara umum bisa dengan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif. Namun, dari sekian banyak penyakit yang ada, bisa ditekan dengan adanya imunisasi. Namun sayangnya pencapaian imunisasi di Indonesia hingga saat ini masih belum merata.
"Ada daerah yang kabupatennya rendah. Kalau dilihat di desa, cakupannya belum sampai 90 persen. Akhirnya banyak anak yang tidak mendapat imunisasi. Indonesia menjadi peringkat ketiga di dunia setelah Nigeria dan Pakistan," katanya kepada politikindonesia.com disela-sela kegiatan pembahasan pengembangan forum komunikasi imunisasi berbasis web di Jakarta, Jumat (14/07).
Meyta mengaku, cakupan imunisasi dasar pada bayi di Indonesia terus meningkat meskipun belum mencapai 100 persen. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2016 mencapai 91,6 persen. Angka tersebut melebihi target 91,5 persen. Pada 2015, persentase cakupan imunisasi hanya mencapai 86,9 persen, lebih rendah dari target 91 persen.
"Meskipun cakupan secara nasional sudah mencapai target, kesenjangan cakupan di beberapa daerah masih ada. Karena masih ada masih ada anak-anak yang sama sekali belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap imunisasinya. Dari data WHO/ UNICEF pada tahun 2015, hampir 1 juta anak Indonesia tidak mendapatkan imunisasi sama sekali atau tidak lengkap status imunisasinya," ungkapnya.
Melihat kondisi itu, lanjut dia, pihaknya bersama Dinas Kesehatan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota telah melakukan upaya untuk menjamin akses pelayanan imunisasi di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Kerjasama ini pun dilakukan dengan lintas sektor melalui strategi jaminan ketersediaan vaksin dan peralatan rantai vaksin yang berkualitas.
"Selain itu, kami juga melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan, serta upaya-upaya peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai media serta sosialisasi melalui iklan layanan masyarakat. Sehingga program imunisasi nasional bisa tercapai.
Bahkan, ujarnya lagi, dalam momentum pekan imunisasi dunia akhir April, Menteri Kesehatan melalui surat edarannya menghimbau kepada seluruh gubernur, agar melakukan upaya pendekatan keluarga dalam meningkatkan kesadaran para orang tua dan masyarakat untuk melengkapi status imunisasi anaknya.
"Selain itu, Menteri Kesehatan juga mengimbau agar ada sosialisasi untuk menyikapi isu-isu negatif tentang imunisasi, melakukan identifikasi permasalahan program imunisasi dan menetapkan langkah untuk mengatasinya," imbuhnya.
Dijelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya vaksinasi di beberapa daerah Indonesia. Mulai dari orangtua takut buah hatinya panas dan fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau. Padahal, imunisasi atau vaksin adalah hak bagi anak. Karena setelah imunisasi akan timbul antibodi spesifik yang efektif mencegah penularan penyakit. Sehingga anak tidak mudah tertular infeksi, tidak menderita sakit berat, dengan demikian tidak terjadi wabah dan kematian.
"Imunisasi itu dapat menyehatkan tubuh anak sejak dini hingga pertumbuhan pada dewasa kelak. Karena imunisasi adalah upaya menjaga kesehatan yang efektif.
Karena itu, orangtua diharapkan melengkapi imunisasi anak mereka, agar seluruh anak Indonesia terbebas dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah lewat imunisasi. Imunisasi juga tidak membutuhkan biaya besar, bahkan di Posyandu secara gratis," paparnya. Ditambahkan, saat ini lebih dari 190 negara secara terus menerus melakukan imunisasi untuk bayi dan balita. Di negara tersebut terdapat institusi resmi yang meneliti dan mengawasi vaksin, yang beranggotakan dokter ahli penyakit infeksi, imunologi, mikrobiologi, farmakologi, epidemiologi dan biostatistika.
"Sehingga sampai saat ini tidak ada negara yang melarang imunisasi, justru semua negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90 persen. Artinya lebih dari 90 persen anak telah mendapat imunisasi," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved