Pasokan daging sapi kini tengah bermasalah. Setelah sempat langka dipasaran, kini harga daging sapi melambung tinggi. Mahalnya sumber nutrisi ini menimbulkan pemikiran perlunya protein alternatif hewani bagi masyarakat. salah satu yang cocok untuk dikembangkan adalah daging kelinci. Selain punya kandungan nutrisi yang hampir sama dengan daging sapi, kelinci juga merupakan hewan yang mudah dikembangbiakan.
“Dalam setahun itu paling tidak kelinci akan beranak 6 kali. Dan setiap beranak minimal 6 ekor. Jadi perkembangbiakannya cepat sekali. Saya kira sangat menarik untuk memenuhi kebutuhan protein hewani keluarga," ujar Prihartini Mulyawati, Kepala Bidang Produksi Ternak Dinas Perternakan Kabupaten Bogor, di sela-sela kegiatan Temu Koordinasi Kehumasan Dirjen Perternakan dan Kesehatan Hewan Kementan bertema "Strategi dan Kebijakan Pengembangan Kelinci Sebagai Salah Satu Sumber Penyediaan Daging", di Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/11).
Prihartini bercerita, pihaknya sejak 6 bulan lalu, pihaknya mengembangkan Kampoeng Kelinci di desa Gunung Mulya, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Pengembangan ini didasari oleh potensi wilayah tersebut yang sebagian besar punya mata pencaharian sebagai peternak kelinci.
“Tentunya pencanangan Kampoeng Kelinci ini bertujuan mempromosikan potensi dan peluang usaha ternak kelinci sebagai penyedia daging guna pemenuhan protein hewani bagi keluarga. Karena daging ini bisa dijadikan sebagai salah kebutuhan pokok pangan, lantaran memiliki kandungan gizi yang tak kalah baik dibandingkan dengan daging ayam dan daging sapi," paparnya.
Kepada Elva Setyaningrum, dokter hewan ini menjelaskan potensi peternakan kelinci cocok dikembangkan sebagai alternatif suplai protein hewani bagi masyarakat. Masih ada kendala, seperti tingkat konsumsi masyarakat yang rendah, dan kesulitan dalam pengembangan peternakan kelinci. Berikut petikan wawancaranya:
Mengapa daging kelinci cocok sebagai alternatif protein hewani?
Mungkin dalam benak banyak orang masih ada yang belum tega untuk mengonsumsi daging kelinci. Padahal, daging kelinci merupakan protein hewani yang paling sehat untuk dikonsumsi. Di satu sisi, dalam pandangan aspek produksinya, kelinci merupakan hewan prolifik. Artinya dapat menghasilkan banyak anak. Kelinci merupakan hewan yang mudah beradaptasi. Ditinjau dari segi pemenuhan pakan, hijauan yang melimpah di Indonesia menjadi sokongan yang kuat dalam aspek produksi kelinci.
Jadi dalam hal pemenuhan kebutuhan protein hewani, sudah bukan waktunya lagi kelinci dijadikan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan protein masyarakat. Kelinci wajib dijadikan asset pemenuhan kebutuhan protein utama dalam mencerdaskan bangsa layaknya ayam broiler dan sapi potong.
Bisa dijelaskan, aApa saja kandungan yang terdapat pada daging kelici?
Daging kelinci memiliki kandungan protein tinggi sekitar 25 persen, rendah lemak sekitar 4 persen, dan kadar kolesterol daging juga rendah yaitu 1,39 gram/kg. Kandungan lemak kelinci hanya 8 persen. Sedangkan ayam kandungan lemaknya mencapai 12 persen, sapi 24 persen, domba 14 persen dan babi 21 persen. Sementara, kadar kolesterolnya sekitar 164 mg/100 gram daging. Kalau ayam, sapi, domba dan babi berkisar 220—250 mg/100 gram daging.
Bagaimana mengajak masyarakat untuk membiasakan diri mengkonsumsi daging kelinci?
Memang bukan soal yang mudah untuk menjadikan daging kelinci sebagai makanan alternatif. Banyak masyarakat yang masih enggan mengkonsumsi daging kelinci. Tapi kami optimis bila disosialisasikan dengan baik, keengganan masyarakat untuk mengkonsumsi daging kelinci bakal hilang. Untuk itu, kami meminta bantuan dari semua pihak untuk mensosialisasikan gerakan makan daging kelinci. Seperti di negara Cina, daging kelinci mampu dijadikan sebagai salah satu kebutuhan pokok pangan sebagi penunjang protein.
Tentang kesedian pasokan daging sendiri dari peternak kelinci bagaimana?
Hingga saat ini perkembangan populasi kelinci di Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlahnya 14.165 ekor, meningkat menjadi 25.324 ekor pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011 jumlahnya mencapai 37.892 ekor. Peningkatan jumlah tersebut karena ada permintaan dari masyarakat. Untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kelinci, hingga kini kami terus mengembangkan kelinci pedaging. Caranya, dengan tukar menukar genetik kelinci antar negara.
Apa tujuan pengembangan Kampung Kelinci ini?
Tujuannya, untuk menjalankan agribisnis kelinci sebagai ekonomi andalan kawasan berlandasan ilmu dan teknologi. Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan peternak dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan pengembangan dan sekitarnya. Dengan meningkatnya produksi kelinci menjadikan kantong ternak untuk mensuplai kebutuhan daging yang mandiri dalam kebutuhan konsumsi dan ketahanan pangan per kapita. Sehingga saat swasembada daging nanti, kita bisa meningkatan populasi ternak dan pemenuhan kebutuhan protein hewani secara mandiri dengan mengurangi ketergantungan impor.
Jadi diperlukan diversifikasi penyediaan sumber protein hewani selain dari ternak besar maupun unggas. Kelinci merupakan ternak alternatif yang mempunyai peluang sebagai penyedia sumber protein hewani yang sehat dan berkualitas.
Kenapa pilihan pengembangannya di wilayah Desa Gunung Mulya ini?
Karena wilayah tersebut sejak puluhan tahun sudah bertebaran kelinci-kelinci di setiap pekarangan rumah warga, bahkan hingga ke dalam rumah pemiliknya. Rata-rata setiap keluarga memiliki puluhan ekor kelinci. Peternak kelinci di wilayah ini sudah turun temurun. Selain itu, lokasi geografisnya juga mendukung untuk dijadikan sentral perternakan kelinci. Karena sumber bahan pakan hijau tersedia melimpah dan tidak terlalu sulit mendapatkannya.
Apa yang dilakukan pihak Pemkab Bogor ntuk mengembangan Kampung Kelinci ini?
Selain memberi memberikan bimbingan, ilmu dan masukan-masukan tentang cara beternak secara benar, kami juga membuatkan kelompok tani ternak agar kesejahteraan hidup mereka meningkat. Kini jumlah kelompoknya sekitar 10 kelompok peternak. Hingga kini seluruh peternak yang ada adalah menjadi anggota aktif dari Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI).
Adakah kendala yang dihadapi para peternak kelinci?
Kendala pasti ada. Yang paling utama adalah modal dan bibit kelinci yang unggul, serta sumber pakan ternak disaat musim hujan tiba seperti saat ini. Kelinci banyak yang mati dimusim hujan lantaran sumber pakannya tidak cocok. Sehingga kelinci-kelinci tersebut banyak yang terjangkit penyakit kembung atau buang air cair. Akhirnya, warga menjual ternaknya dan lalu membeli bibit lagi setelah musim hujan usai dan begitu seterusnya.
Apakah peternak diajarkan cara mengatasi penyakit ini?
Kita sosialisasikan cara penanganannya. Buang air cair adalah penyakit yang paling sering terjadi pada kelinci. Biasanya disertai dengan kembung pada perut kelinci. Jika tidak diobati maka kelinci tersebut bisa mati dalam keadaan kembung. Peternak kami pernah bercerita bahwa ada kelinci seorang peternak yang mati karena perutnya pecah, perutnya kembung namun tidak diobati.
Mungkin bukan 100 persen salah peternak tersebut, karena penyakit ini memang susah-susah gampang untuk dideteksi. Walau susah untuk dideteksi, tapi bukan berarti tidak ada tanda tandanya sama sekali. Agar kelinci tetap sehat, jaga kebersihan kandang, ventilasi udara dan usahakan kena sinar matahari pagi agar bakteri atau jamur tidak bisa berkembang biak.
Satu hal yang tidak kalah penting hindari kelinci kena angin secara langsung apalagi angin sewaktu hujan, usahakan kandang tertutup rapi. Siapkan obat khusus kelinci agar kita tenang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved