Indonesia adalah negara yang luas dengan 17 ribu pulau dengan latar sejarah dan kebudayaannya sendiri. Kemajemukan Indonesia oleh para negarawan dirumuskan sebagai visi masa depan bangsa yang berintikan Pancasila. Semua itu tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sayangnya, hingga saat ini apa yang menjadi cita-cita bangsa belum terwujud.
Ketua Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB) Pontjo Sutowo mengatakan, melihat kondisi Indonesia seperti saat ini menandakan pembangunan di bidang budaya terbilang lambat jika dibandingkan dengan bidang lainnya, seperti ekonomi dan politik. Padahal pembangunan budaya itu lebih penting dibanding lainnya.
“Sebuah negara tidak akan maju, jika pengalaman budayanya tidak maju. Namun, pembangunan budaya di kita lambat. Perlu dilakukan sedini dan sefektif mungkin Apalagi saat ini, percepatan pembangunan budaya kita sudah sangat krusial," katanya kepada politikindonesia.com usai menggelar simposium yang bertujuan untuk merumuskan strategi budaya jangka panjang, di Jakarta, Kamis (10/08).
Menurutnya, budaya merupakan salah satu poin penting yang dapat menentukan Indonesia sebagai negara pemenang atau pecundang. Oleh karena itu, kalau bangsa ini ingin bertahan hingga 1.000 tahun lagi, maka masyarakatnya harus mampu mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan untuk bisa bertahan.
"Salah satu Salah satu contohnya, perkembangan telekomunikasi yang saat ini begitu mudah diakses oleh setiap orang. Seperti maraknya media sosial atau arus informasi dari televisi yang harus segera ditanggapi. Karena adanya keluhan mengenai manajemen media sosia tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, pemerhati budaya dari YSNB Bambang Pharmasetiawan menambahkan, pembangunan budaya di Indinesia lebih banyak pada pembangunan artefak atau benda dari pada membangun atau menanamkan nilai-nilai kebudayaan.
"Sehingga generasi mudah lebih mencintai kebudayaan yang masuk dari luar, contohnya Korean Pop (K-pop) yang berasal dari Korea Selatan, dibandingkan kebudayaan sendiri.
Padahal dalam lagu kebangsaan kita tertera bahwa yang perlu dibangun terdahulu adalah jiwanya, baru badannya," imbuhnya.
Menurut dia pendidikan karakter yang digaungkan oleh pemerintah saat ini, akan lebih tepat dilakukan jika dilaksanakan melalui berbagai kegiatan budaya. Jadi tak hanya penanaman pendidikan karakter, tetapi juga nilai budaya bangsa sendiri. Dalam hal ini, orangtua sangat berperan penting.
"Sangat disayangkan, hingga saat ini pemahaman masyarakat Indonesia terhadap budaya masih kurang. Karena masyarakat selalu menganggap budaya adalah kesenian. Padahal, budaya itu adalah nilai yang harus jadi pegangan bangsa. Sehingga pembangunan budaya menjadi sangat krusial," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved