Indonesia adalah negeri yang rawan akan bencana alam. Berada di jalur ring of fire Pasifik, di antara lintasan dua jalur pegunungan serta pertemuan 3 lempeng aktif dunia, menimbulkan ancaman erupsi gunung api dan gempa bumi. Perubahan cuaca ekstrem juga memicu bencana hidrologi di negeri ini.

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dirilis Jumat (05/08), selama bulan Januari hingga Juni 2016, tercatat sebanyak 1,7 juta orang Indonesia yang terdampak oleh bencana.

Catatan BNPB, total bencana yang terjadi dalam kurun waktu itu ada 1.089 kejadian. Masing-masing yakni, bencana banjir 442 kejadian, puting beliung 314, tanah longsor 261 kejadian, banjir disertai tanah longsor 30 kejadian, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 11 kejadian.

Kemudian, gelombang pasang atau abrasi 10 kejadian, gempa bumi 8 kejadian, kecelakaan transportasi 7 kejadian, letusan gunung api 5 kejadian, dan akibat aksi teror atau sabotase sebanyak 1 kejadian.

BNPB menyebut, total jumlah korban meninggal dalam kurun 6 bulan tersebut mencapai 267 orang. Korban terbanyak pada bencana banjir yakni 111 orang, lalu tanah longsor 62 orang, banjir serta tanah longsor 41 orang, kecelakaan transportasi 31 orang, letusan gunung api dan aksi teror masing-masing 7 orang. Sementara bencana puting beliung 6 orang dan gempa bumi 2 orang.

BNPB mencatat, bencana banjir menjadi bencana paling berdampak. Dalam 6 bulan tercatat korban yang menderita atau mengungsi akibat banjir mencapai 1,6 juta orang. Lalu diikuti oleh bencana letusan gunung 72.620 orang, banjir dan tanah longsor 23.311 orang, tanah longsor 13.361 orang, puting beliung 3.077 orang, dan gempa bumi 972 orang.

Sedangkan untuk data kerusakan infrastruktur, BNPB mencatat ada 16.595 unit bangunan yang mengalami kerusakan. Sebanyak 2.092 unit diantaranya mengalami kerusakan berat.

Direktur Kesiapsiagaan BNPB Medi Herlianto mengingatkan, masyarakat harus mewaspadai peringatan dini kebencanaan. Dengna meningkatkan kewaspadaan, risiko kebencanaan dapat diminimalisir.