Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan modifikasi cuaca Jakarta mulai 26 Januari 2013 hingga 25 Maret 2013 mendatang. Modifikasi cuaca selama 2 bulan tersebut dilakukan atas permintaan resmi dari Gubernur DKI Jakarta, Djoko Widodo.
“Modifikasi cuaca bisa digunakan ketika kekeringan dan hujan seperti ini. Dilaksanakan berdasarkan permintaan Gubernur DKI Jakarta yang mengirim surat pada kami tanggal 18 Januari 2013 untuk melakukan upaya ini," ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif di Base Ops Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur, Sabtu (26/01).
Dijelaskan Syamsul, teknologi modifikasi cuaca ini telah berjalan sejak 2006. Teknologi ini pernah digunakan untuk merekayasa cuaca di Palembang. Penerapan teknologi ini menggunakan pesawat Hercules dan Cassa yang menabur garam di langit. “Pengerahan TMC ternyata berhasil bersama BPPT dan TNI karena menggunakan pesawat Hercules, karena begitu besar kebutuhannya," ujar Syamsul.
Pesawat Hercules mampu mengangkut 5 ton NaCl (garam) untuk membuat hujan buatan dan mengarahkan awan hujan. Pelaksanaan penggaraman udara itu dikomandoi dari darat ke pesawat melalui radar cuaca dan pesawat.
“Mekanismenya di sini ada posko, kemudian ada radar sehingga ada perintah dari posko ke mana pesawat ini melaksanakan tugasnya. Bahkan di atas pun dibelokkan kalau ada awan yang bisa disemai," ujar dia.
Ditegaskan Syamsul teknologi modifikasi cuaca ini adalah penemuan putra bangsa sendiri. “Ini penemuan putra bangsa, tentu dengan ilmu dari mana-mana tapi diawaki bangsa sendiri, pesawat sendiri, dan teknologi juga sendiri," ujar Syamsul.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, untuk melakukan modifikasi cuaca selama 2 bulan ke depan, BNPB menyiapkan anggaran sebesar Rp13 miliar. “BNPB mengeluarkan Rp 13 miliar melalui dana siap pakai untuk pelaksanaan modifikasi cuaca,” ujar Sutopo.
Dijelaskan, tujuan modifikasi cuaca ini untuk mengurangi hujan sehingga banjir dapat diredam. Upaya yang dilakukan yakni menghambat pertumbuhan awan dan menjatuhkan hujan di luar daerah rawan banjir.
Kata Sutopo, dalam pelaksanaan modifikasi ni dikerahkan 4 pesawat terbang yaitu 1 Hercules C-130 TNI AU di Bandara Halim Perdana Kusumah dan 3 pesawat Cassa 212-200 di Pondok Cabe. Tujuannya, untuk mempercepat awan menjadi hujan.
Sedangkan untuk menghambat pertumbuhan awan dipasang 25 titik Ground Based Generator (GBG) yang membakar flare berisi higroskopis (NaCl). Selain itu didukung 3 radar hujan dan 6 stasiun pos meteorologi.
Sutopo menjelaskan, bagi BNPB, teknologi modifikasi untuk mengatasi banjir, baru pertama kali dilakukan. Meski begitu, BNPB hampir setiap tahun bekerja sama dengan BPPT melakukan modifikasi cuaca untuk mengatasi kebakaran lahan, hutan dan kekeringan.
“Bahkan pada November 2011 lalu BNPB dan BPPT mengamankan pelaksanaan Sea Games di Palembang dan Oktober 2012 mengamankan PON ke-18 di Riau dari asap dan hujan," terang Sutopo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved