Sebanyak 41 persen responden hasil survey Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengaku pernah dikecewakan dengan pelayanan transportasi online.
"Bentuk keluhan dan kekecewaan responden terhadap pelayanan transportasi online sangat beragam," kata Ketua YLKI Tulus Abadi, Jumat (12/05).
Tulus mengatakan, sedikitnya ada 13 ragam keluhan yang dialami konsumen transportasi online. Di antaranya sebanyak 1.041 responden atau 22,3 persen mengeluhkan pengemudi yang minta order dibatalkan, sulit mendapatkan pengemudi (21,9 persen), pengemudi membatalkan pesanan sepihak (16,22 persen).
Selain itu, responden juga mengeluhkan aplikasi map rusak atau error (13,11 persen), pengemudi tidak datang (6,34 persen), kondisi kendaraan kurang baik (6,04 persen), pengemudi ugal-ugalan (4,73 persen), kendaraan bau asap rokok (4,61 persen), dan pengemudi merokok saat mengemudi (0,75 persen).
"Hal ini menandakan tidak adanya standar pelayanan minimum yang diberikan oleh operator transportasi yang bersangkutan. Dampaknya, potensi kerugian konsumen sangat besar," kata Tulus.
Dari surveinya itu, Tulus menemukan mayoritas responden (63 persen) bersikap tidak setuju pemerintah mengatur transportasi online, yaitu dari intervensi regulasi dan wacana kebijakan pentarifan. “Sedangkan hanya 37 persen responden yang setuju,” kata Tulus.
Tulus menjelaskan, survei tersebut melibatkan 6.668 responden dengan 55 persen laki-laki dan 45 persen perempuan. Survei dilakukan secara online terhadap pengguna jasa transportasi online pada 5-16 April 2017.
© Copyright 2024, All Rights Reserved